Sejak memasang "dark" theme, saya cenderung menjadi malas menulis. Untuk sementara, dark theme saya disable dulu yaa. Terima kasih (^_^) (bandithijo, 2024/09/15) ●
Powerline adalah plugin vim yang menyediakan statusline dan prompts dan juga untuk beberapa aplikasi lainnya, termasuk zsh, bash, tmux, IPython, Awesome, i3, dan Qtile.
– diterjemahkan secara bebas oleh penulis dari https://github.com/powerline/powerline
Pendahuluan
Dalam keseharian saya menggunakan Linux tentunya saya tidak akan pernah bisa lepas menggunakan Terminal. Oleh karena itu saya berusaha untuk membuat aktifitas pada Terminal saya menjadi menarik (bagi saya) dan terlihat menarik (bagi orang lain yang melihat).
Beberapa tahun yang lalu, saya mempelajari Web Developing dan menemukan hal yang menarik dari Terminal yang digunakan oleh Mentor tempat saya belajar. Akhirnya saya tahu kalau beliau menggunakan semacam plugin yang disebut Powerline.
Yang saya suka dari tampilan Powerline ini adalah model seperti “Breadcums” nya itu, hehe yang membuat tampilan Terminal menjadi lebih simple dan mudah dipahami.
Selain dengan Powerline, saya juga memadukannya dengan zsh shell. Zsh adalah salah satu jenis Shell di Linux selain bash shell. Menurut saya zsh lebih mudah dalam hal pemakaian karena mempunyai fitur auto completion yang lebih baik.
Info
Terdapat banyak cara untuk dapat memasang Poerline pada Terminal kita. Mulai dari memasang menggunakan package manager dari masing-masing distribusi sistem operasi GNU/Linux, sampai dengan cara yang lebih universal. Namun pada dokumentasi saya hanya akan menuliskan cara yang lebih universal dan bisa diterapkan pada distribusi apa saja.
Step by Step
Instalasi Pip dan Git
Pasang paket bernama python-pip
dan git
. Pip adalah salah satu package manager Python untuk memasang paket-pake Python secara online. Penggunaannya sangat mudah dan memudahkan.
Buka Terminal dan copy paste
kode di bawah ini.
$ sudo pacman -S python-pip git
Untuk teman-teman yang menggunakan distribusi lain, bisa menyesuaikan dengan package manager sesuai distribusi yang digunakan. Saya rasa nama paketnya tidak terlalu jauh berbeda.
Unduh Powerline Font dan Powerline Symbols
Setelah itu kita perlu mengunduh Powerline dari repositori GitHub sekaligus melakukan instalasi.
$ su -c 'pip install git+git://github.com/Lokaltog/powerline'
Unduh juga Powerline symbols untuk mendukung Powerline.
$ wget https://github.com/Lokaltog/powerline/raw/develop/font/PowerlineSymbols.otf https://github.com/Lokaltog/powerline/raw/develop/font/10-powerline-symbols.conf
Setelah diunduh, kemudian kita pindahkan Powerline symbols font ke direktori /etc/share/fonts
tempat dimana system fonts tersimpan. Dan konfigurasi file konfigurasinya ke dalam direktori /etc/fonts/conf.d
.
$ sudo mv PowerlineSymbols.otf /usr/share/fonts/
$ sudo mv 10-powerline-symbols.conf /etc/fonts/conf.d/
Setelah kita pindahkan file font dan file config tersebut, selanjutnya kita melakukan update font cahce. Lamanya proses ini tergantung dari banyaknya font yang kalian miliki.
$ sudo fc-cache -vf
Langkah selanjutnya adalah menghubungkan Powerline dengan Terminal, bash shell, zsh shell, vim, dan tmux. Kalian tidak harus menggunakan semuanya, cukup gunakan sesuai dengan yang kalian pakai saja.
Tapi sebelum itu…
Hal pertama, terlebih dahulu kalian harus mengetahui Python versi berapa yang terpsang pada distribusi kalian. Apakah Python versi 2.7 atau Python versi 3.6, atau biasa disebut Python 2 dan Python 3.
Distribusi sistem operasi saya sudah secara default beralih menggunakan Python 3 yang pengembangannya masih aktif dan meninggalkan Python 2 yang sudah deprecated.
Hal kedua, yang harus diperhatikan adalah lokasi dimana Python terpasang di dalam sistem. Setiap distribusi mungkin berbeda atau bahkan sama tergantung dari turunan dan filosofi desain dari sistem mereka. Sebagai contoh untuk Arch Linux, Python terdapat pada /usr/lib/python2.7
(Python 2) dan /usr/lib/python3.6
(Python 3). Untuk distribusi turunan Debian, seperti Ubuntu, Linux Mint, kalau saya tidak salah ingat berada pada direktori /usr/local/lib/python2.7
atau /usr/local/lib/python3.6
.
Lakukan pengecekan dengan,
$ python -c "import sys; print(sys.path[2])"
*thx to: Nanda Vera
Hal ketiga, adalah setelah di dalam direktori Pyhton tersebut terdapat direktori tempat menyimpan modul atau library. Penamaan direktori ini pada masing-masing distribusi bisa jadi berbeda, ada yang menamakan site-packages
, ada yang menamakan dist-packages
.
Lakukan pengecekan dengan,
$ python -c "import sys; print(sys.path[4])"
*thx to: Nanda Vera
Informasi yang kita dapatkan, akan kita pakai untuk tahap selanjutnya. Sesuaikan command line yang saya contohkan di bawah dengan informasi yang kalian dapatkan dari script di atas.
BASH Prompt Shell
Tambahkan script di bawah pada file ~/.bashrc
.
# Powerline on BASH
if [ -f /usr/lib/python3.6/site-packages/powerline/bindings/bash/powerline.sh ]; then
source /usr/lib/python3.6/site-packages/powerline/bindings/bash/powerline.sh
fi
ZSH Prompt Shell
Tambahkan script di bawah pada ~/.zshrc
.
# Powerline on ZSH
if [[ -r /usr/lib/python3.6/site-packages/powerline/bindings/zsh/powerline.zsh ]]; then
source /usr/lib/python3.6/site-packages/powerline/bindings/zsh/powerline.zsh
fi
Vim Statusline
Tambahkan script di bawah pada ~/.vimrc
.
" Powerline for Vim Statusline
set rtp+=/usr/lib/python3.6/site-packages/powerline/bindings/vim/
" Always show statusline
set laststatus=2
" Use 256 colours (Use this setting only if your terminal supports 256 colours)
set t_Co=256
Tmux Statusline
Tambahkan script di bawah pada ~/.tmux.conf
.
# Powerline for Tmux Statusline
source /usr/lib/python3.6/site-packages/powerline/bindings/tmux/powerline.conf
Kesimpulan
Cara yang saya tuliskan di atas, telah saya gunakan saat saya masih pada masa-masa dimana saya mencari distribusi yang cocok dengan prinsip saya. Fedora, Debian, Manjaro, dan terakhir Arch Linux.
Referensi
- askubuntu.com/questions/283908/how-can-i-install-and-use-powerline-plugin
Diakses tanggal: 12/07/2016
Lisensi
Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional (CC BY-NC-SA 4.0)
Penulis
My journey kicks off from reading textbooks as a former Medical Student to digging bugs as a Software Engineer – a delightful rollercoaster of career twists. Embracing failure with the grace of a Cat avoiding water, I've seamlessly transitioned from Stethoscope to Keyboard. Armed with ability for learning and adapting faster than a Heart Beat, I'm on a mission to turn Code into a Product.
- Rizqi Nur Assyaufi